Di Indonesia sendiri terdapat berbagai cerita rakyat, berasal dari provinsi bahkan daerah yang berbeda. Berikut ini adalah contoh cerita rakyat yang ada di Indonesia.
Berikut ini adalah contoh cerita rakyat yang perlu Kamu ketahui, diantaranya yaitu:
Lutung Kasarung
Pada zaman dahulu, hiduplah dua orang putri yang tinggal di Kerajaan Pasundan. Mereka berdua bernama Purbararang dan Purbasari. Keduanya memiliki wajah yang sangat cantik serta memiliki warna kulit yang sangat putih.
Setelah sang raja atau ayah mereka meninggal, Purbasari diperintahkan untuk menggantikan ayahnya menduduki tahtanya. Mendengar hal itu, Purbararang merasa sangat iri dan memiliki keinginan untuk mencelakai Purbasari.
Kemudian, ia memutuskan untuk menemui seorang nenek sihir agar dapat mengutuk adiknya, Purbasari. Oleh karena itu, wajah dan tubuh dari Putri Purbasari berubah menjadi bertotol-totol hitam.
Hal ini kemudian dijadikan satu di antara alasan oleh Putri Purbararang untuk mengusirnya ke sebuah hutan sehingga takhtanya berhasil pindah ke tangan Putri Purbararang.
Selama Putri Purbasari tinggal di hutan, ia berteman dengan seekor kera yang memiliki bulu berwarna hitam. Kera tersebut diberi nama Lutung Kasarung oleh Putri Purbasari. Kera tersebut sangat perhatian dan juga menyayangi Putri Purbasari.
Untuk membantu menyembuhkan kulit wajah dan tubuh Purbasari, Lutung tersebut bersemedi di tempat yang sepi saat bulan purnama tiba. Tak lama kemudian, terbentuklah sebuah telaga kecil yang airnya sangat jernih.
Lutung pun bergegas untuk menemui Purbasari dan memintanya mandi di telaga tersebut. Hebatnya, air telaga tersebut dengan sekejap mampu mengembalikan kecantikan Purbasari.
Wajah dan kulit tubuh Purbasari pun akhirnya bisa kembali seperti semula, yaitu putih dan juga cantik. Mendengar bahwa adiknya sudah kembali cantik, Purbararang pun merasa cemas.
Ia sangat khawatir jika adiknya akan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik dia. Kemudian, ia memutuskan untuk menemui adiknya dan mengajaknya beradu ketampanan dari tunangan masing-masing untuk memperebutkan kursi raja tersebut.
Sekarang giliran Purbasari yang menunjukkan Lutung Kasarung sebagai tunangannya. Lantas, kakaknya pun menertawakannya dan merasa tunanganya itu lah yang lebih tampan dari seekor kera.
Saat itu juga, Lutung Kasarung langsung berubah ke wujud aslinya yang sangat tampan dan gagah, ternyata ia adalah seorang pangeran. Purbararang pun akhirnya mengakui kekalahannya dan menyerahkan takhta tersebut kepada adiknya.
Danau Toba
Alkisah, ada seorang petani yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja. Ia hidup sebatang kara tanpa keluarga yang menemaninya. Pekerjaannya sehari–hari adalah menggarap ladang dan mencari ikan untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Suatu hari, petani tersebut memancing ikan di sungai. Berbekal peralatan pancing, umpan, dan tempat ikan, ia mulai melangkah menuju ke sungai. Sesampainya di sana ia langsung melempar kail yang telah dipasangi umpan. Lalu ia berdoa kepada Tuhan agar ia bisa mendapatkan banyak ikan.
Ia sangat senang saat ikan yang didapatkannya besar. Namun, petani tersebut kaget karena ikan itu dapat berbicara dan meminta petani itu agar ikannya tidak dimakan. Seketika itu juga petani melepaskan ikan tersebut. Betapa kagetnya petani itu saat ikan tadi berubah menjadi seorang wanita yang cantik.
Ikan tersebut ternyata adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan. Dia mengucapkan terima kasih karena telah membebaskannya dari kutukan. Sebagai imbalannya ia mau dijadikan istri petani tersebut.
Satu diantara syarat yang harus dipenuhi adalah tidak boleh menceritakan dan menyebutkan asal-usul putri dari seekor ikan. Apabila dilanggar maka akan terjadi malapetaka yang sangat dahsyat. Petai pun menyetujuinya.
Setelah menikah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Mereka hidup bahagia bersama anaknya yang tampan. Namun, anaknya itu memiliki sifat yang membuat orang lain heran, yaitu ia tak pernah merasa kenyang sehingga ia sering menghabiskan makanan.
Suatu hari ibu meminta sang anak untuk mengantarkan makanan untuk bapaknya yang sedang bekerja di sawah. Namun, sayangnya sang anak melahap sendiri makanan tersebut dan tidur di gubuk.
Bapaknya menunggu makanan datang, sudah tidak kuat menahan haus dan lapar maka petani itu pulang. Di tengah jalan ia menjumpai anaknya yang telah tidur.
Saat itu juga petani marah kepada anaknya karena makanan yang menjadi jatahnya dimakan. Dan tanpa disengaja petani itu melanggar janjinya. Ia mengucapkan ‘dasar anak ikan’, saat itu juga anak dan istrinya menghilang. Setelah itu muncul air dari bekas jejak kaki sehingga membentuk sebuah telaga yang kini dikenal dengan Danau Toba.
Telaga Bidadari
Di sebuah telaga di sana terdapat penghuni, yaitu seorang laki–laki tampan yang bernama Awang Sukma. Ia hidup sebatang kara dan pandai meniup suling.
Dia juga senang mencari burung. Namun, kali ini suasananya sepi sehingga tidak ada satu pun burung yang hinggap sehingga ia tidak memanen burung. Ia pun sangat heran.
Suatu hari saat ia tidur, ia mendengar suara gemuruh orang bercakap-cakap. Ternyata ada tujuh bidadari yang sedang bermain air di telaga. Ia pun ingin melihatnya dengan jarak dekat. Akhirnya Awang menuju ke telaga.
Ia bersembunyi dan mencoba untuk mengambil satu di antara pakaian dari putri tersebut. Saat mereka akan pulang, sang putri gelisah tak menemukan baju dan alat terbangnya sehingga ia menerima tawaran dari Awang untuk tinggal di rumahnya dan akhirnya menikah.
Mereka kemudian dikaruniai seorang anak bernama Kumalasari. Suatu saat putri tersebut mengetahui bahwa suaminyalah yang telah menyembunyikan pakaiannya. Ia lalu kembali ke kayangan menyusul kakak-kakaknya.
Sumber : Gramedia.com
Beri Komentar